Kibasan Penglaris

Pagi ini hari kedua perjalananku ke Malang untuk tugas diklat. Karena aku nggak bisa ninggalin anak-anak so kuputuskan seminggu ini PP Sidoarjo – Malang. Capek? So pasti dong. Tapi hati tenang dan anak-anak juga senang. Itu yg penting klo menurutku.
As usual…aku juga nggak bisa ninggalin rumah klo belum beres urusan di rumah, terutama nyiapin anak2 sekolah. Alhasil aku baru bisa meninggalkan rumah jam 06.00 pagi ini. Langsung deh pake jurus gas pollll rem polllll kugeber motor bututku ke Bungurasih. Ah ini hanya prolog aja…..
On the way to Bungurasih, kira-kira sebelum kantor Imigrasi…ini nih yg menarik…diantara gas poll rem poll mataku menangkap scene yg menarik. Seorang penjual kembang sedang mengkibas-kibaskan beberapa lembar uang diatas dagangannya dengan wajah cerah dan penuh semangat (see…walo lagi buru2 aku masih sempat merhatiin ekspresi si penjual kembang). Sebagai orang Jawa asli, aku tau maksud gerakan itu. Biar dagangannya laris manis. Apakah selain orang Jawa juga biasa melakukan gerakan ini? Ntar deh aku tanyain ke Belahan Jiwaku yang kata orang tuaku gak Jowo qiqiqi
Tentang gerakan itu…sometimes aku pengen banget melakukan hal yang sama dan merasakan sensasinya. bid’ah? Hm….keknya mending nggak ngomongin sampe kesana deh. Just wanna feel what it’s like ketika aku kibasin uang hasil penjualan pertama ke barang-barang daganganku. Tapi masalahnya…biasanya penjualan pertama tuh dibayar lewat transfer ke salah satu rekening bankku, jadi gak ada cash on hand untuk dikibas-kibaskan di atas barang daganganku.
Klo pake buku tabungan apa sensasinya akan sama ya? Khan uangnya masuk ke situ qiqiqi #pikiran iseng karena bengong di atas bus otw to Malang 🙂