Sungguh rasa sayang sulit hilang
Walo masa sudah banyak berbilang
Biarkan saja dia tak mau melayang
Peluklah dia dalam hatimu yg tenang
—–
Musikmu syahdu mengharu
Yang hanya membuat hatimu membiru
Yak inginkah kau gembira
Dengan musik suka cita
—–
Ketika sapayku patah
Dan ketika sayapmu patah
Tak perlu ditanya kenapa
Semuanya tetaplah luka
—–
Hatimu sudah tertutup bagi tipu daya
Tapi dirimu hidup dalam khayalan indah
Tak lain hanyalah fatamorgana
Yang membuaimu sepanjang masa
—–
Jangan hiraukan luka
Tak usah kau takut
Akan selalu ada cinta
Yang rela membalut
—–
Wahai sayap patah
Tak bisa kau pungkiri adanya dua cinta
Begitulah adanya rasa
Yang bersemayam di dalam dada
Lukamu tak akan sirna
Jika masih kau peluk masa lalu
Biarkan saja cinta ada
Tak perlu lama menunggu
—–
Ingat temans ini bukanlah puisi cinta
Antara sayap patah yang disini dan disana
Tak lain hanyalah bahasa kalbu
Antara dua hati yang sama-sama biru
—–
Puisi ini adalah puisi spontanitas yang kutulis di sebuah forum intern kantor. Sebuah nasehat untuk temanku, terlebih untuk diriku sendiri, setelah kutahu bahwa kami mengalami hal yang sama.
Ketika sapayku patah
Dan ketika sayapmu patah
Tak perlu ditanya kenapa
Semuanya tetaplah luka
Dian Widyaningtyas
Tender Loving Care
Disebuah sore yang kosong, August 26th, 2013